Jumat, 09 September 2011

XMA-Exponential Moving Average

XMA merupakan penyempurnaan dari metode SMA. Seperti kita ketahui bahwa pembobotan SMA merupakan penyebab yang mengakibatkan terjadinya keterlambatan sinyal perubahan trend. Pemberian bobot pada XMA sama seperti juga pada WMA, melibatkan periode. Hanya saja perbedaannya jika pada WMA semakin panjang periode yang kita gunakan maka semakin besar bobot nilai terakhirnya, maka pada XMA terjadi sebaliknya yaitu semakin panjangperiode yang kita pakai maka semakin kecil pembobotan nilai terakhir yang kita pakai.

Secara matematis XMA kita tuliskan dalam bentuk sebagai berikut:

alt

Ok, mari kita lihat contoh perhitungannya. Dibawah ini adalah perhitungan XMA 6 periode:

NoDataPrevious XMAXMA
125 
224
328
424
526
62725,66666726,047619 
72926,04761926,891155 
83026,89115527,779396
93127,77939628,699567
103028,69956729,071119
112929,07111929,050799
123129,05079929,607713

Beberapa dari Anda yang memperhatikan data-data yang membosankan ini pastilah bertanya-tanya dari mana nilai previous XMA pada data nomor 6 karena bukankah kita belum sama sekali memiliki nilai XMA pada bagian sebelumnya? Jawabannya, nilai previous XMA tersebut adalah nilai SMA. Jadi, nilai XMA untuk data pertama adalah sama persis dengan nilai SMA. Dalam contoh diatas besarnya adalah 25,666667. Diperoleh dari (25+24+28+24+26+27)/6 = 25,666667. Sama persis dengan cara menghitung SMA bukan? (ayo lihat kembali pada bab sebelumnya!!).

XMA pada nomor 6 diperoleh dari rumus diatas yaitu :

alt

Perhitungan terus dilakukan seperti cara diatas untuk memperoleh nilai XMA berikutnya. Tapi sudahlah, Anda tidak perlu melakukan perhitungan seperti saya karena semuanya sudah tersedia secara otomatis pada masa sekarang. Namun jika Anda tertarik untuk melakukan cross check dengan apa yang saya berikan, silakan saja. Tidak ada yang menghalangi Anda.

Aplikasi XMA
Secara keseluruhan, peraturan pada XMA adalah sama seperti pada SMA karena memang cara perhitungannya sama hanya memiliki perbedaan pada pembobotan nilai saja. Berikut ringkasannya:

NoPosisi XMAArti
1XMA berada dibawah harga.Kondisi bullish / trend naik.
2XMA berada diatas harga.Kondisi  bearish / trend menurun.
3XMA memotong harga dari bawah.Perubahan trend menuu bearish.
4XMA memotong harga dari atas.Perubahan trend menuju bullish.
5XMA periode lebih pendek memotong
XMA periode lebih panjang dari bawah.
Perubahan trend menuju bearish.
6XMA periode lebih pendek memotong
XMA periode lebih panjang dari atas.
Perubahan trend menuju bullish.
7XMA dengan periode lebih panjang berada
diatas XMA berperiode lebih pendek
Kondisi bearish / trend menurun.
8XMA dengan periode lebih panjang berada
dibawah XMA berperiode lebih pendek.
Kondisi bullish / trend naik.

Nah, gambar dibawah ini adalah aplikasi dalam memprediksi trend yang akan terjadi dengan menggunakan XMA. Cara penggunaannya sama persis dengan penggunaan pada SMA.



Penggunaan dengan memakai dua buah XMA juga dapat digunakan sama seperti pada SMA.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar